Selasa, 19 April 2011
Minggu, 17 April 2011
gardu house
Gardu House, didirikan secara kolektif oleh para street artist yang juga tergabung di Artcoholic merupakan sebuah workshop sekaligus galeri rumahan non-profite yang diperuntukan sebagai ruang alternatif bagi para street artist untuk memamerkan karya-karya mereka selain ditembok jalan. Gardu House juga sebagai wadah untuk para street artist untuk saling mengenal dan berkolaborasi dalam sebuah projek dan pameran bersama dengan semangat untuk semakin memajukan street art di Indonesia. Selain ruang pamer, Gardu House juga menyediakan merchandise shop dimana para street artist bisa menaruh merchandise, artwork atau apapun yang berhubungan dengan street art untuk dipasarkan ke publik. HEAD OFFICE ::Gardu house:: Jl.Madrasah Komplek departemen agama no.12-D gandaria selatan , fatmawati jakarta selatan 12720 telp: office(021)98408627 chatmentos(021)93187251 bujanganurban(021)93670048 For Order via BANK BCA : no. Rek : 2181625173 a/n : adimas Triyono Pujadi NOTES : Sebelum atau sesudah mentransfer harap hubungi uclitho 02197482299 | |
Sabtu, 16 April 2011
Jumat, 08 April 2011
30 seconds to mars - kings and queens
Into the night
Desperate and broken
The sound of a fight
Father has spoken
We were the kings and queens of promise
We were the victims of ourselves
Maybe the children of a lesser God
Between Heaven and Hell
Heaven and Hell
Into your eyes
Hopeless and taken
We stole our new lives
Through blood and pain
In defense of our dreams
In defense of our dreams
We were the Kings and Queens of promise
We were the victims of ourselves
Maybe the Children of a lesser God
Between Heaven and Hell
Heaven and Hell
The age of man is over
A darkness comes and all
These lessons that we learned here
Have only just begun
We were the Kings and Queens of promise
We were the victims of ourselves
http://www.elyricsworld.com/kings_and_queens_lyrics_30_seconds_to_mars.html
Maybe the Children of a Lesser God
Between Heaven and Hell
We are the Kings
We are the Queens
We are the Kings
We are the Queens
Desperate and broken
The sound of a fight
Father has spoken
We were the kings and queens of promise
We were the victims of ourselves
Maybe the children of a lesser God
Between Heaven and Hell
Heaven and Hell
Into your eyes
Hopeless and taken
We stole our new lives
Through blood and pain
In defense of our dreams
In defense of our dreams
We were the Kings and Queens of promise
We were the victims of ourselves
Maybe the Children of a lesser God
Between Heaven and Hell
Heaven and Hell
The age of man is over
A darkness comes and all
These lessons that we learned here
Have only just begun
We were the Kings and Queens of promise
We were the victims of ourselves
http://www.elyricsworld.com/kings_and_queens_lyrics_30_seconds_to_mars.html
Maybe the Children of a Lesser God
Between Heaven and Hell
We are the Kings
We are the Queens
We are the Kings
We are the Queens
Rabu, 06 April 2011
Rasputin adalah seorang peramal yang hidup bersama Tsar Nikolas II di Rusia, pada awal abad ke 20. Sang Tsar (gelar untuk raja Rusia) percaya bahwa Rasputin dapat mengobati anak mereka yang terkena hemofilia bernama Alexei, jadi mereka menyuruhnya untuk tinggal di kastil bersama sang Tsar sendiri.
Namun Rasputin memiliki watak yang tidak begitu baik. Ia adalah seorang lintah darat dan juga seorang pemabuk berat, dan sering menerima suap dari orang-orang yang membutuhkan bantuannya. Gaya hidup Rasputin membuatnya akhirnya kurang disukai oleh keluarga kerajaan.
Bagaimana Ia Akhirnya Meninggal
Rasputin ditusuk oleh seorang pembunuh bayaran pada 1914. Namun, ia tetap hidup. Setelah sembuh, orang yang tidak suka dengannya mencoba membunuhnya lagi dengan wine dan kue yang diracuni. Namun, Rasputin terus hidup, entah kenapa.
Karena Rasputin terus hidup, mereka mencoba membunuhnya, kali ini dengan menembak kepalanya. Rasputin, terjerembab di tanah, namun sebenarnya ia hanya pura-pura mati. Setelah bahagia melihatnya "sudah mati", para "pembunuh"-nya pergi meninggalkan ruang. Lucunya, seorang lupa membawa jaketnya. Ketika ia kembali untuk mengambilnya, Rasputin bangkit dari tanah dan meneriakinya dan mulai mencekiknya.
Orang-orang itu kembali ke dalam ruangan, menembaknya lagi tiga kali di kepala, menjatuhkannya ke lantai. Namun... ya... dia belum mati. Dia kembali bangkit, lalu dipukuli hingga jatuh pingsan.
Mereka membungkus tubuh Rasputin dengan seprai dan menceburkannya ke Sungai Neva yang amat dingin. Ketika mereka menemukannya kemudian, seprai berlumuran darah dan tubuhnya penuh luka tembakan, perutnya penuh racun, dan banyak memar karena dipukuli, Rasputin diberitakan meninggal karena kedinginan.
Namun Rasputin memiliki watak yang tidak begitu baik. Ia adalah seorang lintah darat dan juga seorang pemabuk berat, dan sering menerima suap dari orang-orang yang membutuhkan bantuannya. Gaya hidup Rasputin membuatnya akhirnya kurang disukai oleh keluarga kerajaan.
Bagaimana Ia Akhirnya Meninggal
Rasputin ditusuk oleh seorang pembunuh bayaran pada 1914. Namun, ia tetap hidup. Setelah sembuh, orang yang tidak suka dengannya mencoba membunuhnya lagi dengan wine dan kue yang diracuni. Namun, Rasputin terus hidup, entah kenapa.
Karena Rasputin terus hidup, mereka mencoba membunuhnya, kali ini dengan menembak kepalanya. Rasputin, terjerembab di tanah, namun sebenarnya ia hanya pura-pura mati. Setelah bahagia melihatnya "sudah mati", para "pembunuh"-nya pergi meninggalkan ruang. Lucunya, seorang lupa membawa jaketnya. Ketika ia kembali untuk mengambilnya, Rasputin bangkit dari tanah dan meneriakinya dan mulai mencekiknya.
Orang-orang itu kembali ke dalam ruangan, menembaknya lagi tiga kali di kepala, menjatuhkannya ke lantai. Namun... ya... dia belum mati. Dia kembali bangkit, lalu dipukuli hingga jatuh pingsan.
Mereka membungkus tubuh Rasputin dengan seprai dan menceburkannya ke Sungai Neva yang amat dingin. Ketika mereka menemukannya kemudian, seprai berlumuran darah dan tubuhnya penuh luka tembakan, perutnya penuh racun, dan banyak memar karena dipukuli, Rasputin diberitakan meninggal karena kedinginan.
Langganan:
Postingan (Atom)